3. Detail Fasad
Proyek ini awalnya adalah
sebuah proyek sederhana, dimana seorang Klien meminta jasa Arsitek untuk merenovasi
dan mengembangkan rumahnya. Dari satu lantai dikembangkan menjadi dua lantai
dengan beberapa perubahan dan penambahan ruang. Namun, dalam proses perjalanan
desain ternyata klien menginginkan rumah yang lebih bernuansa kontemporer atau
masa kini, maka dilakukan sebuah eksplorasi desain yang lebih berani dengan
permainan dan komposisi bentuk cubes
(kotak-kotak persegi). Cubes sendiri
dipilih karena dalam proses penggubahan / eksplorasinya lebih mudah serta dalam
aplikasinya lebih murah dan efisien, sedangkan tampilannya sendiri cukup
menarik perhatian. Selanjutnya, klien juga menginginkan agar unsur-unsur kayu
dimasukkan dalam desain kontemporer tersebut. Akhirnya tercapailah sebuah
kompromi dengan konsep contrast of cubes,
yakni sebuah perpaduan yang kontras antar elemen yang sama-sama kotak, tetapi
dari material berbeda. Yang satu dari material
beton yang dominan putih, artifisial dan smooth,
yang satunya lagi dari material kayu yang coklat, natural dan berserat.
1. View Siang
Beton yang mewujud dalam
bentuk modern-kontemporer yang netral dilawan
oleh kayu yang tampil secara lebih alami dan hangat. Meskipun keduanya memiliki
sifat yang berlawanan, ternyata bisa bersanding secara apik dan menarik dalam
desain. Bukan saling meniadakan, keduanya justru saling menguatkan satu sama
lain. Hadirnya kayu membuat beton semakin kokoh dan menonjol karakternya. Demikian
pula sebaliknya, hadirnya beton membuat kayu seperti menemukan jatidirnya.
Lihat saja di bagian fasade rumah, bagaimana kisi-kisi kayu merbau begitu
kontras dengan bidang-bidang beton, tetapi tetap bisa membentuk kesatuan atau unity yang unik. Secara estetis, warna
putih yang smooth menunjukkan sisi
kontemporer dari rumah ini dengan bidang dinding yang tanpa lekukan dan tanpa ornamentasi.
Putih juga merupakan warna netral yang bisa ditaruh di mana saja dan mudah
dipadukan dengan warna dan material lain. Selain itu, dominasi warna putih pada
rumah ini memberi kesan ringan, halus dan lembut, meskipun aslinya berbahan
beton yang berat dan kaku. Sedangkan secara fungsional, warna putih adalah
warna yang memantulkan panas, sehingga dinding rumah ini tidak menyerap banyak
panas ketika terpapar sinar matahari.
4. Detail Fasad 2
Untuk mengimbangi besarnya
bagian bangunan berwarna putih di bagian kiri rumah, maka di bagian kanan rumah
dibuat penyelesaian yang lebih gelap dengan warna abu-abu tua (batu andesit). Batu
andesit yang disusun dalam berbagai ukuran tersebut kemudian diberi aksen
berupa potongan-potongan kecil dari batu andesit yang disusun secara acak dan menonjol, memberi
kesan liar dan informal. Sedangkan dibagian atas, diberi aksen berupa garis
merah vertikal pada latar belakang putih sehingga tampak mencolok sebagai
penyeimbang komposisi tampilan rumah secara keseluruhan. Sebuah keseimbangan
komposisi tidak hanya bisa dicapai dengan membuat bentuk atau elemen yang sama
di bagian kiri dan kanan. Keseimbangan juga bisa dibuat dengan memperhatikan
dasar material, karakter bahan, tekstur hingga warna. Pada rumah ini, bidang
besar berwarna putih dan halus diimbangi dengan bidang yang lebih kecil tetapi
berwarna lebih gelap dan lebih kasar. Dalam kasus lain, bisa juga tekstur
yang keras dan berat dari batu alam diimbangi dengan tekstur rerumputan yang
lembut, segar dan hidup. Atau bisa juga bahan stainless steel yang mengkilap dan berunsur logam diimbangi dengan
tampilan bata merah ekspos yang cenderung buram dan berunsur tanah. Pada
prinsipnya, ada banyak cara untuk menghadirkan komposisi yang seimbang dalam
desain.
8. Ruang Keluarga
Desain rumah ini memang
dibuat tanpa ruang tamu, berdasar pengalaman klien bahwa ruang tamu jarang
dipakai, maka cukup diwakili oleh sebuah foyer
kecil saja dengan dua kursi, sehingga luasan ruang keluarga dan ruang makan
bisa dibuat lebih lapang. Di antara foyer
dan ruang keluarga tadi diberi pembatas berupa partisi kayu jati berukir.
Ukiran ini menjadi sebuah vocal point
(titik pandang) di antara elemen-elemen lain yang cenderung bersih dari
ornamen. Perabot ruang keluarga baik di lantai bawah maupun lantai atas memakai
kayu nangka solid, berupa dua balok kayu utuh yang ditaruh begitu saja. Yang satu
dijadikan sebagai kursi panjang dan yang satu lagi sebagai meja untuk
televisi. Perabot balok kayu persegi ini memperkuat konsep contrast of cubes di bagian dalam rumah. Sementara itu, ruang untuk
tangga yang pada desain awal terbuka pada akhirnya ditutup karena klien meminta privasi yang
lebih. Pada bagian injakan tangga juga dipasang kayu jati solid untuk
menciptakan kontras. Area privat berupa kamar tidur utama dalam rumah ini
begitu memanjakan penghuni, dengan pencahayaan dan penghawaan alami yang diatur
sebaik mungkin, bahkan memiliki ruang luar privat sendiri yang khusus untuk
pemilik rumah. Bukaan berupa jendela kaca penuh dengan sistem pivot sehingga
bisa dibuka dengan lebih leluasa. Dinding pembatas di samping rumah berfungsi
juga sebagai penangkap angin agar bebas masuk ke dalam rumah. Di lantai atas rumah
terdapat ruang kerja, satu kamar tidur tamu dan dua kamar tidur anak. Ruang
kerja ini dibuat menjorok ke depan dan semi-transparan, letaknya persis di
belakang kisi-kisi kayu merbau yang menjadi emphasis
(pusat perhatian) pada fasade. Kisi-kisi kayu tersebut sekaligus menjadi barrier atau penghalang view agar area ruang kerja ini
tidak terlihat secara langsung dari luar.
10. Tangga Service
Bukaan pada rumah ini sengaja
dihadirkan seakan-akan tanpa kusen, karena kusen-kusen tersebut disamarkan
sehingga menyatu dengan dinding dan tak terlihat. Dengan demikian, tabrakan
kontras antara material beton dan kayu semakin frontal dan tegas. Hal ini juga
membuat tampilan keseluruhan rumah ini menjadi lebih simple dan kompak. Untuk daun pintu dan daun jendela digunakan kayu
jati solid (bukan panil), berupa lempengan kayu utuh yang berkesan lebih gahar
dan berkelas, serta bisa memunculkan karakter kayu secara lebih kuat dengan
warna serat coklatnya yang khas. Sebuah hal yg unik, karena biasanya
rumah-rumah modern atau kontemporer memakai daun pintu dari kayu, upvc atau
alumunium dengan finishing warna putih atau coklat gelap. Meja dan kursi di ruang makan juga memakai
kayu jati solid seperti ini, menyesuaikan dengan karakter kayu pada daun pintu
dan jendela. Pada bagian dapur dan pantry
terdapat kitchen set dan perabot yang
simple sekaligus ringan untuk mengimbangi
banyaknya elemen beton dan kayu solid yang mendominasi ruang dalam rumah.
Namun, perabot di dapur dan pantry
ini juga memiliki aksen dan motif kayu, sehingga masih memiliki keselarasan
dengan perabot kayu yang lain. Di dekat pantry,
ada sebuah tangga service yang dicat
dengan warna merah mencolok sebagai aksentuasi area belakang. Apalagi tangga putar
ini terletak di bawah skylight,
sehingga ketika siang semakin menyala merahnya terkena terang matahari.
Nama Proyek: House In Casabella
Lokasi Proyek: Delta Casabella, Komplek Delta Sari Baru, Sidoarjo
Luas Tanah/Bangunan: 198/200 m2
Selesai Tahun: 2013
Arsitek Prinsipal: Andy Rahman. A, ST. IAI
Arsitek: Fitri Amalia Prabawati, ST
Foto: Mansyur Hasan