1. Eksterior View Malam
satu yang mendua, dua yang menyatu...
Rumah kos
yang terletak di Keputih, Surabaya Timur ini menerapkan konsep Unity
in Duality, yaitu membuat kesatuan antara dua karakter yang berbeda,
atau membuat dualitas pada satu bagian yang sama. Dengan kata lain: yang mendua
dibuat menyatu, yang menyatu dibikin mendua. Unity in Duality tersebut dirancang dalam berbagai skala tingkatan
yang berbeda, mulai skala rumah secara keseluruhan, elemen dan material
bangunan, hingga ke interior dan bagian-bagian detailnya. Kekuatannya terletak pada
kesatuan yang tercipta di antara dualitas itu, yang muncul sebagai laras-ambiguitas
yang runtut dan konsisten. Di mana-mana kita temukan dualitas, tetapi dualitas
itu tetap bisa menyatu dalam irama, proporsi dan komposisi yang seimbang.
2. Eksterior View Malam
Konsep Unity in Duality ini berawal dari klien
yang sudah memiliki rumah, kemudian ingin merenovasi total rumah baru yang
terletak persis di sampingnya. Karena rumah lama sudah didesain secara kompak dengan
tampilan simple yang mengeksplorasi
permainan kotak-kotak persegi, maka desain yang baru pun menyesuaikan, namun
sekaligus tetap berupaya memunculkan identitasnya sendiri yang khas. Dua rumah
ini tersambung menjadi gabungan Lama-Baru yang tak terpisahkan. Di samping
itu, rumah baru ini secara vertikal juga memiliki dualitas fungsi, lantai bawah
sebagai rumah tinggal yang terhubung dengan rumah lama, sedangkan lantai atas difungsikan
sebagai tempat kos dengan akses terpisah.Dari sudut
pandang spasialitas tampilan rumah, terlihat bagaimana elemen kaca yang tembus
cahaya dan meruang bisa bersanding harmonis dengan elemen beton yang terkesan
masif dan berat, padahal keduanya memiliki karakter sangat berbeda. Muncul
dualitas antara yang meruang dan yang masif, dan keduanya mampu membentuk
kesatuan ringan-berat yang selaras.Klien juga
menginginkan agar rumah ini berkesan terbuka, tetapi tidak mengganggu privasi dan
kenyamanan mereka. Maka dibuat desain roster
logam sebagai penghalang pandangan dari luar yang terbuat dari plat galvanil
dengan lubang-lubang trapesium yang acak (random).
Lubang-lubang acak ini menjadi pemecah garis-garis dan bidang-bidang di bagian
fasade rumah yang serba lurus dan tertata rapi. Dari sini terciptalah unity antara yang order (teratur) dan disorder (tak
teratur).
5. Eksterior Keseluruhan Plus Rumah Lama
Jika tidak
jeli, orang akan sulit menentukan di mana batas antara rumah lama dan baru,
karena eksteriornya memang sengaja dibuat menerus sehingga batasnya sekilas
menjadi kabur. Bagian eksterior rumah ini juga menunjukkan unsur dualitas yang
jelas. Hampir seluruh fasadenya menggunakan material yang unfinished dan cenderung berkesan kasar dengan alasan kemudahan
perawatan, didominasi oleh material beton pre-cast
ekspos dan conwood dari cement fibre yang berwarna abu-abu muda.
Tetapi kemudian hal itu diimbangi oleh beberapa frame bukaan persegi yang di-finish
halus berwarna putih dan ungu sehingga muncul kesan mendua pada bidang depan
ini.Dilihat
dari luar, tampak jelas warna ungu pada rumah lama diulang lagi pada rumah baru.
Warna ungu ini menjadi satu faktor yang mampu menyatukan berbagai karakter yang
terdapat pada rumah, yang diulang di hampir semua bagian, baik pada eksterior
maupun interior. Detail plat nomer rumah pun tak terlepas dari sentuhan warna
ungu. Warna ini merupakan warna favorit kesukaan klien, sehingga dijadikan
aksen yang tidak dominan tetapi muncul dengan sangat mencolok dan berkarakter
kuat. Adanya aksen ini mampu memperkuat unity
antar elemen, material dan warna yang berbeda-beda pada rumah ini.
11. Ruang Tamu
Sementara
itu, bagian interiornya dibuat lebih finished dengan penyelesaian yang rapi
dan smooth yang didominasi warna
putih. Dengan penggunaan warna putih, ruang dalam menjadi terkesan luas dan
lega. Akhirnya, interior rumah ini menjadi lawan absolut dari eksterior yang
cenderung unfinished. Orang yang
bergerak dari luar ke dalam rumah ini, akan merasakan pergerakan karakter dari
yang kasar dan unfinished berubah
menjadi halus dengan penyelesaian yang rapi dan bersih. Perubahan karakter
antara yang unfinished dan yang finished ini justru menghasilkan unity yang unik.Pada
bagian pojok ruangan terdapat mushola kecil yang sengaja dibuat unfinished, hal ini untuk mengimbangi
interior yang hampir semua bagiannya berwarna putih, rata dan halus. Mushola
ini seperti pecahan eksterior yang dimasukkan ke interior, sehingga menciptakan
sedikit pertentangan elemen yang justru memberi sebuah kejutan tak terduga.Di ruang
tamu terdapat perabot berwarna ungu yang sangat kontras dengan warna ruang yang
putih. Ini merupakan bagian dari perulangan aksen ungu yang menjelajah seluruh
bagian rumah agar tidak terasa monoton atau membosankan, yang sekaligus
menghasilkan dualitas warna ungu-putih yang menggugah.
16. Koridor Kamar Kos
Kamar kos
yang terletak di lantai atas ingin memanusiakan mereka yang tinggal di
dalamnya, bahkan dilengkapi dengan Internet, Wi-Fi dan TV Kabel,
juga disediakan sebuah ruang komunal (communal
space) sebagai sarana sosialisasi
antar penghuni kos. Fasilitas lain yang juga disediakan di sini adalah laundry, musholla, dapur dan pantry.Agar kenyamanan
bisa sekelas dengan apartemen atau hotel, maka efektifitas ruang, pencahayaan alami
dan sirkulasi udara menjadi pertimbangan yang utama. Penataan ruang dibagi dua
zona, zona service dan zona kamar.
Zona service diletakkan di sisi timur
dengan pertimbangan agar kamar mandi dan dapur bisa berhubungan langsung dengan
ruang luar sehingga mudah untuk membuang udara kotor. Area cuci dan jemur di
lantai atas dibuat dengan mengulangi roster
plat galvanil yang ada di bagian bawah, sehingga terjadi unity antara elemen di atas dan bawah.Sedangkan
zona kamar berada di sisi dalam karena pemanfaatan kamar kos lebih banyak pada
malam hari. Zona kamar ini diberi atap skylight
dari material solar tuff untuk
menerangi area sirkulasi. Skylight
tersebut diangkat dari dudukannya, agar bisa mengalirkan udara ke dalam
ruangan. Sirkulasi pada kamar-kamar kos juga dibuat lebih longgar agar tidak
berkesan sempit seperti lorong, dengan pintu masuk yang menyamping. Bovenlight pada kamar-kamar dibuat
berbeda ukurannya, sesuai dengan kebutuhan pencahayaannya. Ukuran yang
berbeda-beda itu disatukan dalam satu bentuk yang sama, yaitu kotak persegi.
Kamar-kamar diberi motif berupa aksen garis-garis dari bahan akrilik, agar
suasana dalam kamar sedikit lebih berwarna dan berbeda dengan suasana luar
kamar yang didominasi warna putih bersih tanpa motif.
Nama Proyek: Rumah Kos Keputih Jilid 1
Lokasi Proyek: Bumi Marina Mas, Blok E/72, Keputih, Sukolilo, Surabaya
Luas Tanah/Bangunan: 180/300 m2
Selesai Tahun: 2014
Arsitek Prinsipal: Andy Rahman. A, ST. IAI
Arsitek: Handy Candra Pratama, ST
Desainer Interior: Anindita Caesarayi Putri, ST
Teks: Anas Hidayat
Maket: Alfin Noor
Foto: Mansyur Hasan