1. Rumah Kos Pasuruan.JPG
Pendekatan tiga unsur: Klien-Pengguna-Lingkungan Urban
Rumah Kos, memang bukan jenis bangunan baru, tetapi dalam desainnya
membutuhkan sentuhan dan pendekatan yang baru, mengingat saat ini perkembangan
bangunan di kota (kawasan urban) meningkat pesat, dan sebagian besar hanya
mengejar profit semata tanpa memperhatikan kenyamanan/kesehatan penghuni serta
tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Dalam kondisi yang demikian, arsitek
perlu mendefinisikan ulang pendekatan yang dipakainya ketika merancang rumah
kos.
Andy Rahman Architect telah
merancang beberapa rumah kos, yang pada awalnya dianggap sebagai bangunan fungsional
yang sama seperti lainnya. Namun, setelah melakukan pengamatan yang lebih
mendalam pada kondisi rumah-rumah kos yang ada di Surabaya Timur, pada akhirnya
menemukan bahwa rumah kos, yang merupakan bangunan yang disewakan (bersifat profitable), banyak yang dirancang
secara asal-asalan dan tidak memperhatikan kenyamanan penghuni/penyewa yang
juga membutuhkan ruang bersama dan kamar dengan standar kesehatan yang memadai.
Maka dari itulah, Andy Rahman merancang rumah-rumah kos dengan pendekatan
tiga unsur, yaitu: klien, pengguna dan lingkungan urban. Masing-masing unsur
memiliki parameter tersendiri untuk menjadikan sebuah rumah kos yang layak
investasi bagi klien, humanis dan sehat bagi penghuni dan sekaligus memberi
sumbangan pada lingkungan tempatnya berada. Parameter-parameter ini tidak
berdiri sendiri, satu sama lain saling terkait membentuk sebuah jaringan yang
saling mendukung.
10. Rumah Kos Pontianak
Bagi Klien
Klien, dalam membangun rumah kos, tentunya tidak lepas dari pertimbangan
profit (keuntungan), karena membangun rumah kos merupakan investasi yang diharapkan
segera menghasilkan keuntungan. Oleh sebab itu, Andy Rahman juga memperhatikan
keinginan klien yang pasti menginginkan biaya pembangunan (budget) yang serendah mungkin. Serendah mungkin di sini maksudnya
bukan asal murah saja, tetapi murah yang tetap optimal, yang tetap bisa
menampilkan performance rumah kos
yang layak dan bagus baik secara arsitektural, kultural maupun sosial.
- Low Budget Low Maintenance
Untuk menekan anggaran atau budget,
maka harus mencari cara agar dengan budget
yang terbatas itu tetap bisa menampilkan sebuah bentukan arsitektur yang layak
dan tetap berciri masa kini, serta mudah dan murah dalam pemeliharaannya. Ini
yang kadang-kadang dilupakan oleh arsitek, jika harga murah berakibat mahalnya maintenance ya akhirnya sama saja, tetap
membebani klien dengan biaya pemeliharaan berkala.
Maka, dalam rumah-rumah kos ini rata-rata dihadirkan tampilan yang unfinished, seperti penggunaan semen
plester, semen aci dan semen roll, juga
bata ringan ekspos atau bata merah ekspos, sehingga secara umum bisa memberikan
solusi: low budget, low maintenance.
- Material Recycle
Untuk mendukung low budget low
maintenance, Andy Rahman juga menggunakan material recycle (daur-ulang) seperti
kayu-kayu bekas peti kemas untuk perabot, penyelesaian interior dan juga
daun-daun pintu pada rumah-rumah kos ini. Dengan penggunaan material jenis ini,
tentunya harga bisa ditekan agar lebih rendah, sekaligus memberikan kesadaran
lingkungan, yakni mendaur ulang kembali material-material murah yang melimpah
di sekitar kita.
- Hemat Energi
Dengan penyelesaian unfinished,
penggunaan material recycle tersebut,
serta pencahayaan dan penghawaan alami yang baik, jelas akan menghemat energi
dan sumberdaya yang digunakan dalam bangunan rumah kos, utamanya adalah
listrik.
Di sini bukan berarti tanpa AC sama sekali, karena di lingkungan urban
penggunaan AC menjadi hal yang tak terelakkan. Ruangan kamar dirancang
sedemikian rupa dengan dukungan penghawaan dan pencahayaan alamiah juga agar
penggunaan AC (dan juga lampu penerangan) bisa lebih hemat dan optimal.
19. Rumah Kos Rungkut Surabaya
Bagi Pengguna/Penghuni
Dalam desain rumah-rumah kos, penghuni menjadi prioritas utama bagi Andy
Rahman, karena merekalah yang menjadi user
(pengguna) yang sebenarnya dari rumah-rumah kos ini, yang sehari-hari menempati
dan memanfaatkannya. Maka desain rumah kos sangat memperhatikan kebutuhan para
penghuni tersebut.
Para penghuni kos adalah manusia juga, yang selain sebagai makhluk
individu juga sebagai makhluk sosial, maka diberi ruang juga untuk memenuhi kebutuhan
sosial mereka. Penghuni kos biasanya juga menyewa kamar dalam jangka waktu yang
lama, sehingga faktor kesehatan dan kelayakan juga menjadi pertimbangan.
- Ruang Komunal
Rumah-rumah kos ini memiliki communal
space (ruang komunal) sebagai ruang bersama, tempat para penghuni kos bisa
saling bersosialisasi dan saling berinteraksi satu sama lain. Suasana
kekeluargaan dan empati sosial bisa terbangun dengan adanya communal space ini, hubungan antar
penghuni bisa menjadi lebih akrab dan hangat.
Untuk memberikan ruang komunal ini, Andy Rahman harus meyakinkan klien
bahwa tidak masalah untuk “mengorbankan” ruang (yang mestinya bisa untuk kamar)
untuk dijadikan ruang komunal. Karena toh
nanti bisa dikonversi dengan harga kamar juga, dan ruang komunal ternyata
menjadi fasilitas yang menjadi daya tarik bagi pengguna untuk menyewa kamar di
tempat ini.
- Pencahayaan dan Penghawaan yang baik
Rumah-rumah kos ini merupakan tempat kos yang sehat dan nyaman, yang
sangat memperhatikan penghawaan dan pencahayaan bagi ruang-ruang di dalamnya.
Andy Rahman memaksimalkan bukaan untuk rumah kos yang dirancangnya, untuk mempermudah
aliran udara dan pencahayaan yang lebih optimal.
Tidak heran jika selalu ada “celah” yang dirancang oleh Andy Rahman untuk
memasukkan udara dan cahaya, agar rumah kos tetap terjaga hubungannya dengan
ruang luar (tidak terkungkung/pengap).
- Sirkulasi dan Parkir
Sirkulasi pengguna dan kendaraan
juga diperhatikan, agar mereka bisa leluasa bergerak dan beraktivitas di luar
kamar. Misalnya saja koridor, yang disesuaikan dengan pola pergerakan penghuni.
Yang tak kalah penting adalah penyediaan parkir kendaraan (baik kendaraan roda
4 maupun roda 2) dan keamanannya. Hal ini tentunya juga menjadi pertimbangan
pengguna, mereka pasti mencari rumah kos yang menyediakan parkir yang layak dan
aman bagi kendaraan mereka.
28. Rumah Kos Keputih Jilid 3
Bagi Lingkungan Urban
Dalam merancang rumah kos, Andy Rahman juga memperhatikan aspek-aspek
lokal di mana bangunan berada. Sehingga rumah kos tidak hanya sebagai bangunan
fungsional saja, tetapi juga memperhatikan tradisi setempat, sehingga juga
memiliki dan memancarkan ciri lokal atau bahkan ciri budaya yang khas dalam
tampilan desainnya.
- Isu/Budaya Lokal
Dalam mendesain rumah kos, harus melihat apa yang menjadi keunggulan lokal
di daerah tersebut. Misalnya saja untuk rumah kos di Pontianak, memakai ragam
hias khas Pontianak yang di-stilisasi menjadi ragam hias baru yang lebih
kontemporer, dengan memanfaatkan bata ringan yang dipotong untuk memberikan
efek ragam hias.
- Material Lokal
Dalam merencanakan rumah kos, sebisa mungkin juga menggunakan material
yang banyak tersedia di lokasi, sehingga tidak perlu mencari bahan yang sulit
dicari (yang harganya otomatis juga lebih mahal). Misalnya untuk Rumah Kos
Keputih Jilid 3, yang pada bagian depannya diberi permainan bata ekspos. Bata
merah merupakan material lokal yang mudah didapat, selain juga ikut
melestarikan tradisi ketukangan lokal dalam menata bata-bata ekspos tersebut.
- Sumbangan pada Lingkungan
Andy Rahman tidak berusaha memenuhi lahan/site dengan bangunan, tetapi selalu menyisakan tanah untuk bernapas
dan sekaligus penghijauan, seperti di Rumah Kos Pontianak, Pasuruan dan Rumah
Kos Rungkut. Memberi sumbangan kepada lingkungan urban agar masih ada tempat untuk
resapan air ke dalam tanah.
Atau jika hal itu memang tak mungkin dilakukan karena keterbatasan lahan, paling
tidak masih berusaha memberikan suasana hijau dan alami di dalam bangunan,
seperti di Rumah Kos Keputih Jilid 3 serta Rumah Kos Keputih Jilid 4 & 5.
34. Rumah Kos Keputih Jilid 4 dan 5
“Rumah Kos mestinya tidak hanya mengejar profit atau kuantitas kamar saja,
tetapi juga harus memperhatikan kenyamanan dan kesehatan baik fisik maupun
psikologis bagi penghuninya, serta menjaga kualitas sosial dan peka terhadap lingkungan
sebagai bagian dari tanggungjawab desain.”
Tahun Perencanaan: 2015-2016
Arsitek Prinsipal: Andy Rahman. A, ST. IAI
Arsitek: Muchammad Ubay, ST, Fathoni, ST dan Reni Dwi Rahayu, ST
Teks: Anas Hidayat