3. Eksterior Malam View 3
Bermula dari sebuah rumah lama setinggi dua lantai, yang di lantai atasnya
terdapat 1 kamar tidur, 1 kamar pembantu dan ruang service. Karena banyak masalah, antara lain kebocoran yang
berkepanjangan tanpa pernah terselesaikan dengan tuntas, maka si pemilik merasa
perlu untuk merenovasi rumahnya secara signifikan. Klien meminta di lantai atas
terdapat tiga kamar untuk anak-anak mereka, dan lantai bawah ditata ulang untuk
lebih mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan baru. Selain itu, klien juga meminta agar
rumahnya diberi banyak kaca, tetapi privasi kegiatan keluarga di dalamnya tetap
bisa terjaga. Untuk tampilan rumah, klien tak mau terlihat terlalu mewah, namun
cukup mampu menjadi representasi bagi pemiliknya. Dari permintaan klien itulah,
maka rumah ini kemudian didesain dengan mengolah dan mengeksplorasi potensi penggunaan
material demi material, yang ditata secara berulang dan terintegrasi, mulai dari
bentuk, eksterior, interior hingga ke perabot yang ada di dalamnya. Dengan
rancangan yang mengolah materialitas tersebut, rumah ini menjadi sangat menyatu
antara elemen-elemennya dan bisa membuat irama antar bidang yang berbeda-beda
menjadi satu sinergi yang sama. Perabot bukan hanya sebagai pengisi ruang
belaka, tetapi sekaligus sebagai elemen yang sangat mempengaruhi ruang, bisa
menjadi satu kesatuan dengan ruang-ruang yang ada, bahkan keseluruhan rumah
sebagai hasil jelajah materialitas (exploring
materiality).
5. Detail Ekstserior
Bagian
eksterior depan rumah merupakan perpaduan antara unsur-unsur baru dan lama.
Unsur lama seperti sebidang dinding batu alam yang tetap dipertahankan, membuat
rumah ini masih tetap punya keterkaitan secara visual dengan rumah-rumah lain
di sekitar lingkungannya. Unsur-unsur baru dibuat dengan bahan-bahan yang
biasa, seperti semen roll dan semen
aci, karena pemilik rumah menginginkan tampilan yang sederhana dan tak terlalu
mencolok. Maka dibuat irama dari elemen-elemen yang sederhana tersebut, tetapi
dengan sentuhan desain yang berbeda. Pagar depan menggunakan bata ringan ecoblock yang ditata secara acak dan
tetap dengan warna aslinya. Dinding depan rumah
dengan permukaan berlapis semen aci yang dibagi dalam segmen-segmen membentuk
bidang-bidang persegi yang juga acak. Segmen-segmen persegi ini juga menjadi
elemen yang diulang hingga ke bagian dalam rumah. Terdapat dua carport di sisi kanan dan kiri rumah. Carport yang baru dibuat berlantai paving segi enam dengan warna random
antara abu-abu dan merah, sebagian dibiarkan berupa tanah yang ditanami rumput.
Atapnya ditutup dengan tananam rambat (markisa) yang nantinya akan memenuhi
bagian atas. Rambatan di bagian atas ini dibuat dari kawat ayam, yang bisa
menyatu secara apik dengan pagar depan yang berbahan expanded metal sheet. Juga pot tanaman, tempat sampah dan nomor
rumah pun juga didesain dengan pertimbangan material agar menyatu dengan
tampilan rumah.
9. Ruang Tamu
Memasuki
rumah ini, kita akan disambut dengan ruang tamu yang kecil tetapi cukup fungsional.
Ruang tamu yang dirancang dengan konsep syari
dan Islami, di mana tamu tidak bisa melihat ke dalam rumah karena dihalangi
oleh dinding dengan frame HPL dan
kaca sunblast sehingga pandangan mata
tak bisa menembus ke dalam. Ruang utama dalam rumah merupakan sebuah ruang
besar dengan denah terbuka (open plan),
yang terdiri dari: ruang keluarga, ruang makan, mushola dan dapur. Keempat
ruang ini menjadi satu kesatuan ruang yang utuh, tetapi masing-masing tetap
memiliki ciri tersendiri. Ruang makan sebagai point of view dari ruang dalam ini karena berkesan lebih istimewa
dan tak biasa. Meja makan dibuat custom,
terbuat dari kayu peti kemas yang di atasnya dilapis kaca bening. Meja ini diberi tulisan-tulisan dalam berbagai bahasa dunia
yang artinya: Selamat Makan. Lantai ruang makan juga dengan keramik vintage yang disusun acak, yang memperkuat
ruang makan sebagai pusat dari rumah ini. Antara mushola dan ruang makan
dibatasi dengan jeruji besi as yang membentuk irama jarak yang sama. Mushola
ini juga merupakan ruang yang tak kalah penting di rumah ini, dengan lantai
warna kayu yang natural, sedangkan jalan ke arah tempat wudlu berupa tatanan
batu-batu kecil berwarna putih yang kontras dengan warna kayu. Di dinding mushola
arah kiblat terdapat kaligrafi berlafal Syahadat yang menambah nuansa religius
di rumah ini. Keempat ruang di area tengah ini disatukan dengan material HPL
dan juga perabot dari bahan kayu peti kemas, yang memberi kesan sederhana namun
punya tekstur dan kesan yang khas. Di bagian dapur, perabot dan dinding diberi aksentuasi garis-garis dari material
HPL warna putih yang dibuat dengan mengulang garis-garis pada ruang tamu.
12. Ruang Makan dan Tangga
Selain itu,
di bagian ruang utama ini terdapat tangga beton yang menjadi elemen yang paling
menarik dan terletak di tengah-tengah, yang sekaligus mendukung keberadaan
ruang makan yang cukup catchy. Railing tangga dibuat menempel di sisi luar
anak tangga sehingga secara visual berkesan melayang. Railing ini dari baja plat yang disusun dengan jarak yang acak
sehingga membentuk irama yang rancak, yang dibuat dengan eksperimen langsung di
lapangan. Dan akhirnya, di belakang ruang makan dan tangga terdapat bidang
dinding yang sangat kontras dengan dinding yang lain, berupa dinding bata
ekspos berwarna terakota yang dibuat menerus dari lantai bawah hingga ke atas,
dengan tonjolan dan lubang-lubang random
yang semakin menambah kekuatan materialitas di bagian ini. Sebuah bidang bertekstur
kasar dan berwarna gelap di tengah-tengah material yang halus, bersih dan
berwarna cerah, membentuk kontradiksi yang mengejutkan. Adanya tangga dan background terakota ini menjadi elemen
yang sangat vital dan mempercantik void yang menghubungkan antara ruang
bawah dan ruang atas.
20. Area Void View 1
Di lantai
atas, terdapat ruang treadmill dan
ruang bersama, dan di bagian depannya terdapat tiga kamar tidur anak yang
didesain secara custom, dengan mengikuti
hobi, minat dan kesukaan anak sehingga tampil dengan kesan dan tema yang
berbeda-beda. Ada yang dominan biru tua, biru muda dan oranye. Ada yang
suka sepeda, ada yang suka alam dan kupu-kupu. Tetapi semuanya disatukan dengan
aksen warna abu-abu yang mampu menjaga unity
antara ketiga kamar tersebut, dan sekaligus menyatu dengan keseluruhan rumah
yang dominan menggunakan warna abu-abu semen. Lantai atas ini dilengkapi dengan
zona service untuk mendukung kegiatan
penghuni. Zona service ini cukup
penting sebagai tulang punggung kegiatan sehari-hari di rumah, dan terdiri dari
ruang pembantu, pantry, gudang, ruang
cuci dan jemur, serta tandon air atas. Sedangkan balkon yang menjorok ke depan pada
awalnya merupakan bagian dek atas carport
lama yang kemudian diperlebar agar bisa menjadi tempat kegiatan outdoor bagi keluarga. Maka balkon ini
lebih rendah dari lantai atas, sehingga diberi tangga untuk turun. Berbeda
dengan dinding luar lantai bawah yang cenderung masif dari bahan semen, dinding
lantai atas ini lebih berkesan meruang dengan material kaca-kaca sunblast dengan derajat tembus cahaya
yang diatur secara random, sehingga
terlihat lebih natural dan jauh dari kesan kaku. Ini merupakan bagian dari
skenario exploring materiality yang
menjadi jiwa desain dari rumah ini.
Nama Proyek: Rumah Puri Surya Jaya
Lokasi: Proyek: Perumahan Puri Surya Jaya, Sidoarjo
Luas Tanah/Bangunan: 195/300 m2
Selesai Tahun: 2015
Arsitek: Andy Rahman. A, ST. IAI
Desainer Interior: Reni Dwi Rahayu, ST dan Muchammad Ubay, ST
Teks: Anas Hidayat
Foto: Mansyur Hasan